(Rumah Sakit Dan Medis)
Kedatangan Jacobus Nienhuys didaerah yang selanjutnya disebut Pantai Timur Sumatera (Sumatra Oostkust) diawali tujuan memperdagangkan hasil bumi adalah suatu peristiwa yang tanpa diduga apalagi direncanakan menjadi perjalanan yang bersejarah.
![]() |
Jacobus Nienhuys (1836-1928) |
Mengutip pepatah melayu “sekali air bah , sekali tepian berubah" ; kedatangan Nienhuys di Kuala Deli tanggal 7 Juli 1863 tersebut akhirnya membawa perubahan secara revolusioner dikawasan tersebut, bukan hanya berkaitan dengan bisnis tetapi juga dibidang ekonomi dan budaya bahkan sistem politik serta sistem pertahanan keamanan.
Tahun tahun awal keberadaannya di Deli bagi Nienhhuys bukanlah suatu hal yang mudah. Berbagai macam kegagalan baik teknis maupun non teknis memberikan tekanan yang berpunca kepada pengunduran dirinya dari Firma Van Den Arend karena konflik internal sudah tidak dapat dikompromikan.
Kinerjanya selama 4 tahun di Deli tidak dapat memuaskan perusahaan terutama dari sisi financial. Apabila ditelaah secara lebih mendalam, work progress keberadaan Nienhuys sebagai Administrateur Firma Van Den Arend di Deli (1863-1867), dimulai dengan eksploitasi lahan kontrak 100 Bahu dari Sultan Deli telah berkembang menjadi perkebunan tembakau seluas 5.000 hektar di Kebun Sunggal, Arendsburg, Sadowa, Königgratz ; 30.000 pohon pala, dan 16.000 pohon kelapa ; bukanlah capaian yang mengecewakan.
Setelah mundur dari Firma Van Den Arend, ditahun 1867 Nienhuys kembali ke Belanda membawa obsesi bisnis model perkebunan tembakau di Deli sebagai proposal ; bermodal utama product experience sebagai intangible asset sebagai penarik minat calon investor. Upaya tersebut berbuah hasil yang sangat baik dengan dibentuknya Deli Maatschappij sebagai sebuah perseroan perkebunan pada 1869 dengan Nienhuys, Janssen dan NHM menjadi pemegang saham. Suatu persepakatan binis biasa yang menjadi legenda sejarah.
Dalam jangka waktu 5 tahun dari sejak berdirinya, Deli Maatschappij telah menjadi leader company di Pantai Timur Sumatera dengan asset sebesar 30 % dari total areal yang dieksploitasi. Dasawarsa pertama kedatangan Nienhuys, perkebunan tembakau yang berawal pada kontrak tanah 100 Bahu dari Sultan Deli telah berkembang menjadi berbagai kontrak perkebunan dikawasan Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang dan selanjutnya ke area Kesultanan Langkat.
Perkembangan Deli Maatschappij yang dipimpin langsung oleh Nienhuys sangatlah progressif. Melalui metoda akuisisi maupun eksploitasi areal baru, dieksplotasi (lihat peta ilustrasi).
Perkembangan Deli Maatschappij yang dipimpin langsung oleh Nienhuys sangatlah progressif. Melalui metoda akuisisi maupun eksploitasi areal baru, dieksplotasi (lihat peta ilustrasi).
Perkembangan perusahaan juga berarti peningkatan asset termasuk pekerja. Pada masa awal eksploitasi, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di Pantai Timur Sumatera dipasok dari luar daerah bahkan luar negara sehingga biaya pengadaan tenaga kerja dihitung sebagai investasi sebagai akibat besaran biaya pengadaannya sangat signifikan.
Biaya tenaga kerja yang mahal, sementara kondisi tempat kerja sebagian besar merupakan eksploitasi hutan perawan menyebabkan terjadinya resistensi dibidang kesehatan. Untuk mensikapi hal tersebut, perusahaan pada awalnya memanfaatkan fasilitas kesehatan di Penang, Malaysia yang ditempuh 8 jam pelayaran dengan kapal uap dari Belawan. Di sebuah dataran tinggi yang disebut "The Crag",Deli Maatschappij bersama dengan perusahan perkebunan lainnya mendirikan sebuah Rumah Sakit untuk melayani para pekerjanya.
Saat itu, setiap maskapai perkebunan besar di Sumatra Timur mendirikan fasilitas dan tenaga kesehatan sendiri. Pada awalnya tenaga kesehatan adalah juru rawat dan peracik obat dari India yang didatangkan melalui Penang dan secara perlahan digantikan oleh tenaga dokter dari Eropa. Tahun 1889 jumlah dokter Eropa di Deli sudah mencapai dua belas orang, mereka bertugas melayani 700 orang Eropa dan puluhan ribu kuli perkebunan.
RS Tembakau Deli, RS Bangkatan, RS Tanjung Selamat (Deli Maatschappij).
Pada bulan Oktober 1871, Dr. H. Sanders Ezn., tiba di Deli guna mengelola Rumah Sakit Deli Maatschappij yang bertanggung jawab menyelenggarakan perawatan medis staff Deli Maatschappij ; dan dimasa kepemimpinannya inilah, fasilitas Rumah Sakit lengkap sarana dan prasarananya diperbaiki secara signifikan guna mendapatkan hasil optimal.
Pada tahun 1873, Dr. H. Sanders Ezn berhenti dari jabatannya dan kembali ke Eropa, pengelolaan rumah sakit dilanjutkan oleh seorang apoteker dan kepala perawat lulusan Eropa. Untuk mendukung tentara yang sedang mengadakan operasi keamanan, tenaga kesehatan yang ada pada situasi tertentu diberdayakan sebagai tenaga kesehatan.
![]() |
RS Bangkatan 2025. |
![]() |
Hospitaal Bankattan 1930 |
Pada tahun 1874, Dr. A. Feykema seorang dokter militer menggantikan posisi Dr. H. Sanders Ezn. Pada 1876 Feykema mengadakan analisa situasi dengan kesimpulan dataran Deli terserang penyakit kolera ; berdasarkan data sampling ditemukan 1418 kuli dirawat di rumah sakit pada tahun ini, 1124 di antaranya sembuh dan 203 meninggal termasuk 26 pegawai staff. Sebagai tindak lanjut atas analisa tersebut maka pada tahun 1877 Rumah Sakit Deli Maatschappij (cikal bakal RS Tembakau Deli) di Medan diperluas.
Di daerah keresidenan Langkat ; situasi yang berhubungan dengan kondisi kesehatan terutama buruh kerja berada dalam situasi tidak jauh berbeda. Dalam merespon analisa situasi Feykema, pada 1879 Deli Maaschappij sebagai pemilik kebun Kwala Mentjirim melengkapi fasilitas kesehatan tingkat kebun (cikal bakal RS Bangkatan) dengan merekrut Dr. Arnold menjadi dokter perusahaan dan sebagai pengelola.
Pada tahun 1880 fasilitas kesehatan tingkat kebun Kwala Mentjirim ditingkatkan menjadi fasilitas kesehatan setingkat rumah sakit sesuai dinamika peningkatan jumlah pekerja dan perkembangan perusahan dipimpin Dr. Arnold dibantu dengan seorang kepala perawat lulusan Eropa.
Tahun 1884 di Langkat terjadi serangan penyakit menular terutama penyakit beri-beri dengan menelan banyak korban jiwa. Sementara itu pada waktu yang sama daerah pesisir terkena dampak kolera yang parah bahkan menjadi begitu serius sehingga seluruh pesisir harus dikarantina. Dimana dari berbagai kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa metoda pelayanan kesehatan yang diterapkan di Deli Maatschappij lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Karena lonjakan pasien yang terus bertambah pada tahun 1884, Rumah Sakit Bangkattan di Langkat direnovasi sementara di Lubuk Dalam didirikan rumah sakit baru dipimpin Dokter Eropa. Pada tahun 1885, sebuah rumah sakit khusus untuk staff Eropa dibangun di Medan dan tahun 1888 rumah sakit kedua untuk pribumi dibuka Tuntungan.
Aktifitas eksplotasi Concessie Batang Serangan ketika Deli Maatschappij mulai melakukan diversifikasi budidaya karet dan kelapa sawit melengkapi saranamya dengan membangun fasilitas rumah Sakit di Tanjung Selamat pada bulan Maret 1895 yang operasionalnya dikelola seorang kepala perawat di bawah pengawasan Dokter dari Lubuk Dalam.
Pada bulan Agustus 1911 kolera kembali ditemukan di antara kuli-kuli yang dibawa dari Cina. Mereka semua diawasi dan baru setelah bahaya infeksi berlalu mereka dikirim ke kebun.
Tahun 1908 rumah sakit Bangkatan diperluas secara signifikan dan digabung dengan rumah sakit Lubuk Dalam, yang telah menjadi terlalu kecil dalam banyak hal. Sebelumnya, rumah sakit Bangkatan tersebut dikepalai oleh seorang dokter, setelah perluasan akan menjadi dua. Rumah sakit di Tandjong Slamat juga akan diperluas dan dikepalai oleh seorang dokter, dengan tujuan untuk perusahaan-perusahaan karet.
RS GL Tobing Tanjung Morawa (Senembah Maatschappij).
![]() | |
Dr. Wilhelm August Paul Schüffner (1867-1949). |
![]() |
RS GL Tobing 2023 |
Senembah Maatschappij memiliki sarana pelayanan kesehatan berpusat di Tanjung Morawa yang dibangun tahun 1882 bernama Hospitaal Te Tandjong Morawa dikepalai oleh seorang dokter Jerman bernama dr. Hauser. Hospitaal Te Tandjong Morawa adalah pusat fasilitas kesehatan perusahaan yang memiliki fasilitas rumah sakit pembantu di di Soengei Bahasa, Patoembah, Goenoeng Rinteh (khusus pasien Kolera), dan di Boentoe Bedimbar (khusus pasien Beri-Beri). dr. Hauser digantikan dr. Löbell untuk selanjutnya diteruskan oleh dr. Voorthuis ; para dokter ini sangat berdedikasi ke perusahaan.
Dalam usaha menekan tingginya tingkat kematian pekerja, pada tahun 1903 perusahaan mendatangkan seorang dokter peneliti mikroskopik longitudinal pada parasit malaria. Dokter asal Jerman lulusan Universitas Leipzig tersebut bernama dr. WAP Schuffner diharapkan untuk melakukan penelitian agar dapat menanggulangi penyakit-penyakit yang mewabah di perkebunan.
dr. Schuffner memulai pekerjaannya dengan meneliti dan mencari tahu apa hubungan kesehatan yang buruk dengan keadaan wilayah setempat. Selanjutnya dengan dibantu dr. Maurer, dokter dari Deli Maatschappij dan dr A. Kuenen dokter dari Senembah Maatschappij, melakukan penelitian di Laboratorium Pathologi yang didirikan perusahaan di Tanjung Morawa pada 1907 dimana dr. Schuffner menjadi direkturnya.
Laboratorium yang dibiayai Deli Maatschappij, Senembah Maatschappij dan Medan Tabak memberikan kompensasi berupa kesediaan melayani perusahaan donatur dalam hal memberi petunjuk teknis bidang kesehatan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan melalui Geneeskundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indie (Jurnal Medis Hindia Belanda) ternyata mampu menarik perhatian para akademisi kesehatan tropis.
Dibawah pimpinan dr. Schuffner, Laboratorium Tandjong Morawa berhasil menemukan penyebab penyakit anemia, beriberi, dan malaria serta bagaimana cara mengatasinya. Hasil penelitiannya diterapkan bukan saja dalam lingkungan perkebunan tetapi juga didunia kedokteran.
Pada tahun 1922 Schüffner mengakhiri pekerjaannya di Hindia Belanda. Sekembalinya ke Belanda, Schüffner diangkat menjadi Profesor di Tropical Hygiene di Universitas Amsterdam dan sebagai Direktur Tropical Hygiene di Koninklijk Koloniaal Instituut. Pada tahun 1928 Schüffner diangkat menjadi Ketua Komisi Malaria Liga Bangsabangsa di Jenewa.
Schüffner menerima penghargaan sebagai anggota Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen, Amsterdam; juga dari Duitse Academie van Wetenschappen di Leopoldina serta Medali Emas dari Hanseatic University of Hamburg serta masih banyak penghargaan yang lain.
RS Petumbukan, (Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam).
Riwayat rumah sakit ini berawal dari Serdang Doctor Fonds yang berdiri tahun 1905 sebagai wadah gabungan 31 kebun dan unit dari perusahaan Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RCMA), Perkebunan Harrison & Crossfield, Perkebunan SIPEF dan Deli Spoorweg Maatschappij di daerah Serdang. Mulai dibangun pada tahun 1905 dan selesai serta beroperasi pada tahun 1913. Pendirian rumah sakit ini awalnya dimaksudkan untuk melayani kesehatan dari para pekerja perkebunan serta meminimalisasi biaya kesehatan, selain daripada itu pembangunannya juga bertujuan untuk efisiensi pembangunan sarana kesehatan karena letak kebun dan unit antara ketiga perkebunan besar ini berdekatan jaraknya.
RS Petumbukan berdiri dilahan OK Tousa atau Datuk Tousa ; Datuk Kedatukan Petumbukan Urung Batak Timur yang merupakan bagian dari Kesultanan Serdang dengan cara pinjam pakai yang oleh karenanya kepemilikan lahan berkelanjutan kepada ahli warisnya. Transaksi Jual Beli antara OK Tousa dengan Serdang Doctor Fonds dilakukan pada tanggal 20 Maret 1913. OK Tousa telah membuat perjanjian dengan Serdang Doctor Fonds mengenai pemakaian tanah seluas 6,5 ha untuk pendirian Rumah Sakit Petumbukan dan perjanjian ini dikenal dengan istilah “Verkaufs Vertrag”, dimana dalam perjanjian ini mengatur beberapa hal ; antara lain apabila rumah sakit ini sudah tidak beroperasi lagi maka lahan tersebut dikembalikan kepada keluarga ahli waris serta kompensasi berobat secara cuma-cuma kepada keluarga OK Tousa beserta ahli warisnya selama rumah sakit ini masih beroperasi.
Rumah Sakit Sri Pamela (Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam).Centraal Hospital Tebing Tinggi didirikan pada tahun 1907 oleh Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RCMA) bersama dengan perusahan perkebunan Cultuur-Maatschappij De Oostkust , Société Financière des Caoutchoucs (SOCFIN), Harison Crosfield, Société Internationale de Plantations et de Finance (SIPEF), Deli Batavia Maatschappij, Rotterdam Deli Maatschappij dan Deli Spoorweg Maatschappij untuk melayani para pekerjanya.
Pada operasionalnya, Centraal Hospital Tebing Tinggi dikelola oleh Hospital Vereeniging Padang En Bedagai.
Catherina Hospital (Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij).
Rumah Sakit yang dibangun tahun 1920 dinamakan Catherina Hospital Van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Tanah Radja, vermoedelijk bij Kisaran Tandjoengbalai. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dirk Fock pernah berkunjung ke Rumah Sakit ini pada tahun 1925.
Rumah Sakit ini kemudian diakuisi oleh PT Bakrie Sumatera Plantation tahun 1992. Sejak tahun 2015, Rumah Sakit Catherina berubah nama menjadi Rumah Sakit Kelas D Umum Ibu Kartini dengan Luas Tanah 19.000 m2 Luas Bangunan 3.794 m2 dan dikelola PT Kartini Sentra Medika sebagai anak usaha PT Bakrie Sumatera Plantation.
RS Putri Hijau Medan (Deli Planters Vereniging).
![]() |
RS Putri Hijau 1920. |
![]() |
RS Putri Hijau 2022. |
DPV (Deli Planters Vereniging) secara harfiah berarti persatuan pekebun deli, tetapi sejatinya adalah tempat dimana para pekebun menyatukan strategi maupun aksi dalam mengekploitasi sumberdaya di Deli. DPV diprakarsai dan untuk pertamakali diketuai oleh seorang frontier deli planters bernama Jacob Theodoor Cremer (JTC) pada tahun 1867. Dibawah pimpinannya DPV yang berbasis ekonomi bisnis bermetamorfosis menjadi kekuatan lobby untuk selanjutnya menjadi kekuatan politik. Demikian besar pengaruhnya, sehingga dengan lobby DPV pemerintah kolonial menerbitkan 'Koeli Ordonantie' dan 'Poenale Sanctie'.
Saat tentara NICA memasuki Indonesia pada 1945, gedung DPV yang digunakan bala tentara Jepang sebagai markas Kampetai dialih fungsikan menjadi rumah sakit militer. Setelah pengakuan kedaulatan RI ; pada tahun 1951 rumah sakit ini diserahkan terimakan kepada fihak TNI dan menjadi unit kesehatan KO TT-I/BB yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.
-------------------------------------------------