Tuesday, May 31, 2022

Medansche Centrale Pasar

Didasari rapat Dewan Kota (Gementeeraad) Medan pada 29 April 1929 maka diputuskan untuk melanjutkan pembangunan pusat pasar di areal bekas Medansche Pardenraan Baan (Pacuan Kuda) biaya anggaran sebesar 1.567.208 Gulden. Perencanaan dan pelaksanaan dipimpin oleh Arsitek J.H. Valk yang mengambil idea dasar gabungan bentukan toko dan katedral yang panjang dan sempit di Belanda, bergaya De Stijl dengan adaptasi iklim tropis. Lokasi pembangunan meliputi kawasan antara Wihelmina Straat (Jl Sutomo) dengan Sport Laan (Jl Bulan) dan Hakka Straat (Jl MT Haryono) dengan Bali Straat (Jl. Veteran).

Awalnya ada kekhawatiran bahwasanya bangunan pasar akan merusak keindahan lingkungan bangunan Eropa yang sudah ada, kekhawatiran ini disikapi secara cerdik dengan membangun lods yang dikelilingi  pertokoan dan perumahan dengan fascade menghadap bangunan Eropa yang ada ; hal ini juga memberi kesan tampilan kawasan hunian bagi complex yang dibangun.  

Medansche Centrale Pasar tahun 30an

Medansche Centrale Pasar tahun 40an
Medansche Centrale Pasar tahun 50an
Complex didesain dalam gaya arsitektur modern disebut Nieuwe Bouwen.  Area desain terdiri dari empat lods masing masing berukuran 115 X 36 m2 dikelilingi 183 ruko yang terdiri dari 60 bangunan untuk pribumi, 60 bangunan untuk pedagang Cina, 60 bangunan untuk pedagang keturunan Asia Timur dan 3 (tiga) bangunan lainnya untuk perkantoran dilengkapi dengan bioskop sebagai sarana hiburan. 

Ciri khas dari desain yang dibuat dapat dilihat dari setiap pengakhiran deretan ruko terdapat bangunan tiga lantai yang memiliki menara. Dari pangkal koridor hingga ke ujungnya terdapat sebelas bangunan yang mempunyai menara pada sudutnya. 

Vischpasar/Pasar Ikan (sejatinya bukan cuma ikan tetapi hewan secara umum) dibeli pada 1 Juni 1922 dari Tjong Ah Fie dengan luas 62.050 m2 yang fungsinya digantikan Medan Centrale Pasar.
Vischpasar/Pasar Ikan sekarang dikenal sebagai Pajak Ikan Lama
Sebagai ganti area Pacuan Kuda yang digunakan menjadi Centrale Pasar, maka Gementee memberikan pengganti  saat ini dikenal sebagai Kebun Bunga

Selain keanggunan desain bangunannya, Medansche Centrale Pasar pada masanya adalah sarana pasar modern terintegrasi yang dilengkapi pasokan listrik mandiri serta cold storage menjadikannya yang terbaik bukan saja di hindia belanda dan semenanjung tetapi juga di asia timur.

Bali Straat (Jl. Veteran) menjadi poros utama ; menghubungkan pusat pasar dengan stasiun kereta api (disempurnakan dengan pembangunan titi gantung yang berfungsi seperti jalan layang untuk memudahkan arus lalu lintas) dan pembangunan terminal bis di Hoospital Weg (Jl.Sambu) yang tepat berhadapan dengan pintu utama pasar.

 

Medansche Centrale Pasar (Pusat Pasar Medan) resmi digunakan pada tanggal 1 Maret 1933 dimasa Burgemeesters (Walikota) Daniël Baron Mackay dengan pimpinan pertamanya  J. Brinkhuis.

Pada tahun september 1971 dua dari empat lods habis terbakar dan tahun 1978 dua bangunan yang tersisa juga terbakar. Tahun 1974 bangunan baru pusat pasar dari dua lods yang terbakar pada 1971 diresmikan penggunannya dengan nama Pusat Pasar  Mercu Buana ; selanjutnya pada 23 September 1994, bangunan baru pusat pasar dari dua lods yang terbakar pada 1978 diresmikan penggunannya dan dengan nama Medan Mall. Kedua bangunan tersebut (Pusat Pasar dan Medan Mall) dihubungkan sehingga pengunjung dapat berpindah bangunan dengan mudah.
10 November 1969, Tugu Medan Area sebagai simbol perjuangan para Pahlawan Medan Area diresmikan oleh Brigadir Jenderal Leo Lopulisa, Panglima Kodam II/ BB saat itu .
Tugu Medan Area 2022.
            ---------------------------------------------------------------------------------------

Friday, May 20, 2022

Walther Hewel, Priangan Planters Petinggi Nazi

Walther Hewel lahir pada tahun 1904 dari pasangan Anton Hewel dan Freiin Elsa von Lindenfels di Cologne, Rhineland di Jerman, ayahnya pemilik pabrik pengolahan kopi dan kakao ; yang ketika meninggal pada tahun 1913, sang ibu Elsa terus menjalankan perusahaan. Keluarga ibunya memiliki hubungan keluarga yang luas dengan Inggris.

Technische Universität München
Walther Hewel menyelesaikan pendidikan menengah dikota kelahirannya pada tahun 1923 dan selanjutnya kuliah di Technische Universität München.

Ketika berusia muda, dia adalah salah satu anggota paling awal Partai Nazi. Saat berusia 18 tahun, bergabung dengan Stosstrupp Hitler, satuan pengawal yang pernah dibentuk pada awal berdirinya Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman (Partai Nazi) ; lebih dikenal sebagai  stormtroopers kaos coklat ( Braunhemden). Satuan ini didirikan pada Mei 1923 di Kota München dan berperan sebagai pengawal Hitler. Anggota Stoßtrupp turut serta dalam peristiwa Bierkeller Putsch, dan setelah kegagalan upaya kudeta tersebut, organisasi ini dilarang bersama dengan Partai Nazi. Schutzstaffel dibentuk pada April 1925 sebagai pengganti Stoßtrupp.

Di tahun 1926 Walther Hewel magang komersial di Hamburg , setelah itu ia menghabiskan satu tahun di Inggris bekerja disebuah perusaahan agribisnis besar saat itu bernama Anglo-Dutch Plantations of Java Ltd.

Sejak mahasiswa, Hewel mengagumi Nazi dan berambisi menjadi anggota “Stroßtupp Hitler” cikal bakal SS (Schutzstaffel der NSDAP) atau pasukan khusus untuk melindungi Hitler. Pada umur 19 tahun Hewel dijebloskan ke penjara karena mengibar-ngibarkan bendera Nazi pada waktu Hitler melakukan aksi menggulingkan pemerintah Weimar pada 1923. Hewel didakwa sebagai pengkhianat negara dan dibui 3 bulan.

Tak lama setelah bebas, ia masuk bui lagi dan ditempatkan di tahanan Landsberg. Tapi di tahanan Landsberg inilah ia mengenal Hitler lebih dekat lantaran Hitler juga dikerangkeng di penjara yang sama.  Sel Hewel terletak persis di sebelah sel Hitler, dan ia diizinkan melayani Hitler di selnya. Hewel keluar dari penjara pada 30 Desember 1924 atau 10 hari setelah Hitler bebas.

Anglo-Dutch Plantations of Java Ltd yang sebelumnya bernama  Pamanoekan & Tjiasem Landen mempunyai konsesi yang sangat luas (hampir seluas Kabupaten Subang di Jawa Barat) ; mengeksploitasi berbagai macam budidaya yang mana setelah nasionalisasi 1957, dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VIII.
Hindia Belanda dikenal Hewel dengan baik karena ia berasal dari keluarga pedagang komoditas kopi dan kakao yang berasal dari Hindia Belanda. Pada 1927, ketika berusia 23 tahun, Hewel pergi ke Hindia Belanda dengan menumpang kapal Belanda SS Rembrandt.
Kantor Pusat Pamanoekan En Tjiasem Landen tahun 1905
Eks Kantor Pusat Pamanoekan En Tjiasem Landen tahun 2021
Di Hindia Belanda Hewel bekerja sebagai asisten administrator perkebunan milik Belanda “Neglasari“ di Garut, Jawa Barat. Pada 1931 ia menjadi salah satu inisiator berdirinya perwakilan Nazi di luar negeri atau NSDAP/Ausland Organisation. Ketuanya F.K. Traumann, administrator perkebunan ”Kedondong“ di Lampung. Hewel menjabat atase pers di tempat itu.

Saat Hawel masih tinggal di Batavia anggota NSDAP di luar negeri cukup banyak. Pada 1933 jumlah anggota NSDAP Hindia Belanda mencapai sekitar 1.000 orang. Perlu diketahui, orang-orang Jerman banyak tinggal di Hindia Belanda sejak abad ke-17. Ribuan pemuda dengan bahasa ibu Jerman bekerja sebagai pelaut, tukang, peneliti, seniman, ilmuwan, atau pegawai pemerintah dan tentara VOC.

Boleh dibilang setengah dari jumlah pegawai VOC adalah “orang asing“: Polandia, Swiss, Austria, Jerman. Adapun Jerman menempati jumlah terbanyak. Pada abad ke-18, misalnya, 2.000 tentara bayaran dikirim bangsawan Jerman Carl Eugen von Württemberg untuk mendukung tentara VOC dengan harga 300 ribu gulden. Geerken menemukan data sebelum Perang Dunia II jumlah orang Jerman di Asia-Pasifik hampir 400 ribu orang. Dan populasi terbesar di Hindia Belanda.

Aktifitas Nazi di Bandung.
Nazi di Medan ;  toko roti Konditorci E Epperlein & Co , Kesawan 100, perusahaan Jerman di Medan yang ditutup pada Mei 1940.
Faktor itu pula barangkali yang membuat NSDAP Hindia Belanda menjadi NSDAP/AO kedua terbesar di kawasan Asia Pasifik yang mendanai semua kegiatan patriotik yang mendukung ideologi dan politiknya di Batavia. Salah satunya adalah menyokong koran berbahasa Jerman yang terbit di Batavia, Deutsche Wacht. Koran ini muncul dua minggu sekali dan tersebar sampai keluar Hindia Belanda.

Koran ini didirikan pengusaha Emil Helfferich pada 1915. Helfferich dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia memiliki perusahaan impor berbagai bahan mentah (karet, tambang, dan lain-lain) bernama Strait und Sunda Syndicate. Ia adalah pendiri kamar dagang Jerman di luar negeri. Dia juga pemilik perkebunan teh lebih dari 4.000 hektare di Cikopo, Puncak, Jawa Barat, yang sekarang menjadi bagian PTPN VIII Kebun Gunung Mas.

Walau bukan anggota NSDAP, Helfferich adalah seorang simpatisan Nazi sejati. Korannya selalu memuat berita patriotik mendukung gerakan Nazi. Di salah satu terbitannya, Helfferich, misalnya, menulis begini: “Kita melayani tanah air dengan cinta, darah, dan kesetiaan. Dan kita bangga melakukannya.”

Dengan Helfferich inilah Hewel banyak bertukar cerita tentang masalah Hindia Belanda sebagai bahan informasi untuk Hitler. Hampir 30 tahun menuai bisnis di Asia Tenggara (Penang, Singapura, dan Hindia Belanda), Helfferich kembali ke Jerman pada 1928 dan hidup bersama seorang pelukis bernama Dina, perempuan Indo Belanda asal Jawa.

Walther Hewel dengan uniform SS-Brigadeführer (Mayor Jenderal)
Kemampuan diplomasi Hewel tampaknya juga dilatarbelakangi sebelumnya saat masih bekerja sebagai kepala urusan pemasaran komoditas kopi di perusahaan perkebunan Anglo Dutch Plantation of Java Ltd di Subang. Pada masa-masa itu, Hewel juga terbiasa bertemu banyak karakter orang Eropa saat menjual kopi di Gedung Lelang de Vries Bandung depan Sociteit Condordia (sekarang Gedung Merdeka), lalu kemudian naik jabatan menjadi administratur perkebunan.

Pada tahun 1933 Walther Hewel menjadi anggota Organisasi Asing Sosialis Nasional sebagai kepala seksi luar negeri Hindia Belanda, kepala kegiatan usaha di grup lokal Bandung dan petugas pers grup nasional Hindia Belanda.

Masyarakat Jerman di Hindia Belanda terbagi menjadi dua kelas ;   Reichsdeutsche bergabung dengan Partai Nazi dalam jumlah besar selama perang dan Volksdeutsche, Belanda yang dinaturalisasi, dianggap oleh yang pertama sebagai setengah Belanda dan karena itu tidak dapat dipercaya. Setelah invasi ke Belanda, bukan hanya warga negara Jerman yang diasingkan, tetapi juga yang lainnya, meskipun mereka memang memiliki paspor Belanda. Belanda masih menganggap mereka setengah Jerman.


Momen Kedekatan Walther Hewel dengan Eva Braun
Karena pengalamannya yang luas di luar negeri di Inggris Raya dan Hindia Belanda, serta pendidikan dan kompetensi linguistiknya (Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol, Belanda dan Melayu) Walther Hewel ditugaskan untuk memahami masalah internasional. Selain memiliki pengetahuan profesional yang sangat baik, dia adalah seorang pembicara yang baik dan mudah bergaul, dan dengan status sosialnya ia dapat bergerak dengan percaya diri di lingkaran internasional tertinggi. Hitler mampu melihat kualitas-kualitas yang berharga ini dan mungkin menjadi alasan mengapa Hitler mempertahankan kontak dengan Walther Hewel setelah waktu mereka di Landsberg.

Hitler sepertinya tidak pernah melupakan hari ulang tahun Walther Hewel, bahkan ketika dia berada di perkebunan di Neglasari: ada beberapa surat dari Jawa di antara dokumennya yang berterima kasih kepada Hitler untuk hadiah ulang tahun. Kemudian, bahkan selama perang  Walther Hewelselalu  berterima kasih kepada Hitler setiap tahun untuk ucapan selamat ulang tahun dan hadiah.

Pada akhir tahun 1935 Walther Hewel menerima undangan pribadi dari Hitler untuk bekerja untuknya di Jerman. Dia menawarkan posisi penting, dan Walther Hewel menjawab panggilan itu. Pada Januari 1936, Walther Hewel memulai perjalanan lautnya untuk kembali ke Jerman, dan karena ia memiliki pesan rahasia untuk berbagai organisasi Nazi di Timur Jauh, membawanya melalui Hong Kong ke Shanghai, dan melalui Nagasaki, Kobe, dan Tokyo ke Yokohama.

Setelah misinya di Cina dan Jepang selesai, Walther Hewel naik kapal lain di Yokohama dan berlayar melalui Honolulu ke San Francisco. Dia tiba di Cologne pada April 1936 setelah melakukan perjalanan dari New York melalui Hamburg dan melaporkan kedatangannya kepada Hitler pada 5 Juni 1936.

Karir Walther Hewel di Partai Nazi di Berlin sangat cepat. Dia mulai bertanggung jawab atas kantor pusat Organisasi Asing partai. Awalnya dia adalah penasihat utama Ribbentrop untuk Inggris Raya yang menyebabkan dirinya bepergian ke Inggris hampir setiap minggu.

Pada tahun 1937 Walther Hewel menjadi kepala divisi Asia Timur di Berlin, dengan demikian juga bertanggung jawab untuk menangani kelompok-kelompok lokal di Hindia Barat Belanda. Pada tahun yang sama ia pindah ke Dienststelle Ribbentrop [Kantor Ribbentrop], perpanjangan dari staf Hitler yang menangani urusan luar negeri. Dia mulai sebagai kepala hubungan Anglo-Jerman, dan kemudian dari tahun 1938 hingga akhir perang, Walther Hewel adalah Wakil Tetap Menteri Luar Negeri Reich Ribbentrop di staf Hitler.

Karir Walther Hewel di SS juga berkembang dengan sangat cepat. Pada tanggal 12 September 1937 ia bergabung dengan SS sebagai Sturmbandführer (setara dengan mayor angkatan darat) dengan nomor 283985.29 Sejak tahun 1942 ia sudah menjadi SS-Brigadeführer (mayor jenderal angkatan darat). Di Kementerian Luar Negeri Walther Hewel adalah Penasihat Perwakilan Kelas Satu pada tahun 1938 dan sejak tahun 1943 ia menjadi duta besar tanpa portofolio dengan pangkat Sekretaris Negara.

Walther Hewel adalah khas Rhinelander, dengan sifat periang dan cinta kenyamanan, selalu siap untuk lelucon. Dia adalah pria yang menyenangkan dan cerdas, tampan, tinggi, kekar dengan bahu lebar dan rambut hitam. Dia membuat kesan segar, sporty dan dengan keanggunan sosialnya dia bisa bergerak di masyarakat di semua tingkatan. Di lingkungan Hitler yang lebih akrab dan di antara teman-temannya, Walther Hewel, karena hubungannya dengan Jawa, dijuluki Surabaya Wally merujuk pada lagu Brecht, Surabaya Johnny. Walther Hewel bertemu dengan Hitler hampir setiap hari untuk melaporkan atas nama Ribbentrop dalam urusan luar negeri dan untuk menjatuhkan nama Hitler. keputusan secara tertulis untuk mengembalikan ke Ribbentrop.

Tidak ada seorang pun di lingkaran dekat Hitler selain Eva Braun yang sedekat Walther Hewel, seperti yang terlihat jelas dari entri demi entri dalam buku harian Walther Hewel.

Meskipun Hitler selalu mendengarkannya, Walther Hewel selalu merasa bahwa dia salah arah jika menyangkut kebijakan Inggris. Karena pendidikannya, pengalamannya dan sikap kosmopolitannya, Walther Hewel selalu pro-Inggris. Dia terus-menerus – seperti Hess – mencoba dengan sia-sia untuk mencapai kesimpulan damai atas konflik dengan Inggris. Walther Hewel menginginkan aliansi dengan Inggris yang akan memungkinkan akuisisi Lebensraum Hitler yang sangat diinginkan di Eropa Timur. Sikapnya terhadap perang dengan Rusia juga sangat skeptis.

Walther Hewel bukan hanya pembicara yang baik, dia juga pendengar yang baik. Ini, bersama dengan sifat-sifat baiknya yang lain, tidak diragukan lagi menjadi alasan mengapa Hitler selalu ingin dia menemaninya ke acara-acara sosial dan resepsi kenegaraan. Dia bahkan salah satu pihak Hitler pada kesempatan bersejarah ketika gencatan senjata antara Prancis dan Jerman ditandatangani di gerbong kereta api di Compiègne pada 22 Juni 1940. Baru-baru ini ditemukan materi film menunjukkan bahwa Walther Hewel selalu sangat dekat dengan Hitler pada kesempatan ini, menunjukkan betapa pentingnya dia baginya. Pada banyak kesempatan ketika kepala penerjemah Hitler Paul Otto Schmidt tidak ada, Walther Hewel mengambil alih tugasnya. Ketika Hitler melakukan percakapan yang sangat rahasia dengan mitra asing, dia biasanya menggunakan Walther Hewel daripada penerjemah resmi.

Dalam acara-acara resmi dan pribadi, Walther Hewel pasti pernah bercerita tentang masa-masanya di Hindia Belanda. Dia mencintai negara tropis itu dan orang-orangnya yang menyenangkan, dengan siapa dia telah bekerja begitu lama. Sebagai penasihat tetap Hitler dalam masalah Asia Timur dan Tenggara, orang dapat melihat dari beberapa dokumen yang masih ada bahwa Walther Hewel mengobrol dengan Hitler secara pribadi tentang kepulauan raksasa yang sekarang menjadi Indonesia, memberinya informasi dan membuatnya lebih mengenal pulau-pulau itu.

Betapa besar minat Hitler di Hindia Belanda ditunjukkan dalam pesan dari Sekretaris Negara Ahrens pada tanggal 30 September 1940 meminta salinan laporan Hindia Belanda. Dia menulis bahwa dia ingin memberi tahu Hitler yang sering bertanya tentang Hindia Belanda.

The Stuttgarter Illustrierte memuat dalam edisi Maret 1942 sebuah photoreport oleh Antonescu tentang Jawa, Bali dan Sumatera. Helmut Laux menunjukkan hal ini kepada Walther Hewel pada 3 Maret 1942. Walther Hewel membalas surat (5 Maret 1942) bahwa majalah ini sudah ada di kantor Adolf Hitler di Markas Besar Führer dan bahwa Hitler telah membaca sebagian isinya.

Ketertarikan Hitler pada Hindia Belanda mungkin bukan karena budaya dan masyarakatnya, melainkan karena bahan mentah yang tak habis-habisnya dan beraneka ragam di wilayah kaya itu. Reich Jerman memiliki rencana empat tahun ambisius yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan pada bahan impor.

Menteri Propaganda Joseph Goebbels pasti juga tertarik dengan Hindia Belanda – Emil Helfferich, yang merupakan teman pribadinya, mungkin juga berbicara dengannya tentang pengalamannya selama bertahun-tahun di Hindia Belanda. Rekan Helfferich, pelukis Dina Uhlenbeck Ermeling, sering hadir dalam pertemuan mereka. Dina adalah seorang Indo: ayahnya orang Belanda dan ibunya orang Jawa. Seperti kebanyakan wanita Indo, Dina adalah patung, cantik, menarik dan cerdas. Dengan wajahnya yang ekspresif, bibirnya yang ramping, kulitnya yang gelap dan rambut hitamnya yang lebat, dia pasti telah muncul sebagai bunga eksotis di Jerman. Seperti yang disebutkan Helfferich dalam buku-bukunya, Goebbels sangat tertarik dengan Dina dan menunjukkan minat yang tidak disembunyikan sebagai womenizer meskipun bukan seorang Arya.

Hewel dikenal sebagai loyalis Hitler yang perhatian. Bahkan ia disebut sebagai pendengar yang baik saat Hitler berbicara panjang mengenai topik-topik seperti anti-Semitisme.

Meski dikenal sebagai pemimpin yang baik dan menyenangkan, nyatanya Hewel ialah seorang pemalu bila didekat perempuan. Bahkan, lucunya orang sekeras Hitler pernah menjadi 'mak comblang' baginya. Walaupun akhirnya dia menikah dengan Elizabeth, seorang perawat Palang Merah yang menyelamatkan dirinya kecelakaan pesawat pada 21 April 1944.

Sampai Hitler bunuh diri pada 30 April 1945, Hewel tetap setia bersamanya. Hewel merupakan salah seorang individu dari sekian banyak orang yang terlibat panjang dalam kehidupan Hitler.

Sebagai salah seorang loyalis Hitler, cara kematiannya pun sama. Hewel membuat pernyataan yang menyatakan bahwa dia berencana melakukan bunuh diri. Dia bunuh diri dengan cara menggigit sebuah kapsul sianida dari Hitler dan menembak kepalanya juga menggunakan pistol dari sahabatnya tersebut.

------------------------------------------------

Sumber : 

Hitler's Asian Adventure - Horst H. Geerken, Books on Demand GmbH,Bukit Cinta Book, 2015.

Nazi Di Indonesia - Sebuah Sejarah Yang Terlupakan, Nino Oktorino, Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2015.

berbagai sumber.