Wednesday, May 4, 2022

Karya Charles Prosper Wolff Schoemaker di Medan


Esplanade ; sekarang kita kenal dengan nama Lapangan Merdeka adalah alun-alun kota Medan sekaligus wujud milestone terbentuknya Kota Medan. Esplanade dibangun pada 1880, setahun setelah Medan dijadikan sebagai ibukota afdeeling Deli tempat dimana Asisten Residen berkedudukan selepas berpindah dari Laboehan.
 
Esplanade didesain sebagai pusat kota tempat yang ditandai dengan Patok Km 0. Menjadi tempat berdirinya bangunan utama pemerintahan, bisnis, maupun sarana umum serta berfungsi sebagai etalase utama kota di pantai timur Sumatera yang baru berdiri ; ketika mengalami bonanza ekonomi sebagai dampak commodity boom tembakau.
 
Sebagai etalase yang tentunya menyangkut prestise, maka pemanfaatan tata ruang maupun desain yang diterapkan merupakan hasil olah pikir dari arsitek terkemuka dizamannya sehingga karya yang dihasilkan terbukti mampu menjadi legacy sampai kiwari.
 
Diantara berbagai bangunan yang masih berfungsi sesuai peruntukan adalah bangunan Nederlands Indische Handels Bank (NIHB) yang saat ini menjadi Bank Mandiri KCP Medan Lapangan Merdeka ; diarsiteki oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker, sebagai satu dari dua karyanya di Kota Medan selain gedung Lindeteves Stokvis.
 
-Charles Prosper Wolff Schoemaker-
 

Wolff Schoemaker dikenal sebagai sosok temperamental tetapi juga pecinta seni rupa yang flamboyan ; lahir di Banyu Biru Jawa Tengah pada 25 Juli 1882 sebagai anak kedua dari pasangan Jan Prosper Schoemaker, seorang Majoor Infanteri KNIL dan Josphine Charlotte Wihelmina.
Menyelesaikan pendidikan HBS di Nijmegen dan dilanjutkan sebagai kadet militer di Koninklije Militaire Academie Breda kecabangan zeni dan lulus sebagai Civil Ingenieur Militair yang memberikan nuansa berbeda pada karyanya.
Hal lain yang menarik perhatian dari Wolff Schoemaker, adalah seni dekoratif bangunan ; dimana seni dekoratif ini berangkat dari tradisi bangunan di Indonesia yang berdasarkan pengamatannya melukiskan kehidupan religius.
Pada tanggal 7 Oktober 1905 Wolff Shoemaker ditugaskan di Garnisun Cimahi, selanjutnya pada tanggal 6 Februari 1907 Wolff Wolff Schoemaker diangkat menjadi Letnan Satu dan mutasi ke Padang, Sumatera Barat. Beliau bertugas hingga tahun 1911 sebelum akhirnya diberhentikan dengan hormat dari dinas militer. 
 
Pada tahun 1917 Wolff Schoemaker melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk mempelajari karya Frank Lloyd Wright dan Carl Schlieper. Wolff Schoemaker kemudian menetap untuk jangka waktu yang cukup lama di Belanda karena Eropa dilanda Perang Dunia I. Pada saat kembali ke Bandung Wolff Schoemaker mendirikan biro teknik bernama C.P Wolff Schoemaker en Associate Architecten en Ingenieurs.
 
Pada tahun 1922-1924 Wolff Schoemaker diangkat sebagai guru besar luar biasa tidak tetap di Technische Hoogeschool te Bandoeng (ITB), setelah sebelumnya ia menggantikan Richard adiknya mengajar selama cuti ke Belanda pada 1920-1921 ; selanjutnya pada periode 1924-1940 diangkat sebagai guru besar tetap.
Puncak karier Prof. Ir Charles Prosper Wolff Schoemaker adalah saat diangkat menjadi Rektor Ke VII ITB (Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap Technische Hoogeschool te Bandoeng) periode 30 Juni 1928-28 Juni 1930 menggantikan Prof. Ir. HCP de Vos.
 
Dikurun waktu yang sama, diantara mahasiswanya terdapat Soekarno ; proklamator kemerdekaan dan Presiden Indonesia yang pertama. Soekarno ; selama menjalani kuliah di THS menjalani perkuliahan arsitektur, ilmu bangunan arsitektonis, sejarah ilmu bangunan, gambar kerja dan rencana anggaran biaya, serta perencanaan kota dari Wolff Schoemaker.
 
Soekarno mulai berkuliah di THS pada 1 Juli 1921 dan lulus pada 25 Mei 1926 . Soekarno tidak mengalami kesulitan seperti mahasiswa umumnya. Dia menunjukkan kepandaiannya dalam kelas Wolff Schoemaker yang membuat Wolff Schoemaker menyukainya. “Aku menghargai kemampuanmu,” kata Wolff Schoemaker kepada Soekarno dalam otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Usia Wolff Schoemaker dan Soekarno berjarak cukup jauh, yaitu 20 tahun. Tetapi gagasan tentang kemanusiaan mendekatkan mereka. Dari sini hubungan mereka bertumbuh akrab. “Dua orang yang saling bersahabat,” demikian pendapat Yuke Ardhiati dalam Bung Karno Sang Arsitek. Selain itu, mereka mempunyai beberapa kesamaan minat “Arsitektur, seni, dan perempuan cantik” ungkap Dullemen.
 

Wolff Schoemaker pergi mendahului Soekarno menghadap Tuhan pada 22 Mei 1949, dan sebagai penghormatan terakhir pada sang guru ; Soekarno merancang nisan kuburan Wolff Schoemaker. Nisan itu berdiri tegak di makam Wolff Schoemaker di Ereveld Pandu, Bandung, hingga sekarang. Tanda abadi khidmat murid kepada gurunya.

-Bank Mandiri KCP Lapangan Merdeka-
 


Bank Mandiri KCP Lapangan Merdeka yang berlokasi di Jl. Balai Kota No.12, Medan 20231 adalah peninggalan arsitektur Wolff Schoemaker yang tersisa di Medan.
 
Nederlands Indische Handels Bank Agentschap Medan didirikan pada 1927 sebagai perpanjangan tangan kantor pusat di Amsterdam.
 
NIHB didirikan pada tahun 1863 oleh Algemeene Maatschappij voor Handel en Nijverheid, dengan modal dasar NLG 12.000.000 ; dengan alasan tingginya kebutuhan akan modal di Hindia Belanda. NIHB sejak tahun 1950 bernama Nationale Bank, di mana di dalamnya, kecuali kapital Belanda juga ikut serta kapital Jerman dan Prancis.
 
Saat awal operasinya, NIHB mempunyai produk unggulan berupa kredit modal kerja yang sangat dibutuhkan perusahaan agribisnis dalam mensikapi fluktuasi harga jual produk dan mensikapi kebutuhan modal kerja terutama pada budidaya musiman. Dalam perjalanannya, NIHB melakukan ekpansi usaha dengan mendirikan Nederlands Indische Landbouw Maatschappij pada 1885, dan dengan perantaraan maskapai ini NIHB berpenetrasi menguasai onderneming-onderneming kolonial.
Dari semula berkonsentrasi pada soal perdagangan dan komisi di Hindia Belanda maupun di negeri-negeri lain, untuk selanjutnya beralih kepada memberi suntikan modal dan mengontrol secara langsung perusahaan-perusahaan dagang dan perkebunan di Indonesia via NILM.
Kiprah Nederlands Indische Handels Bank yang pada 1950 berubah nama menjadi Natonale Bank berakhir dengan keluarnya PP Nomor 39 Tahun 1959, menjadi Bank Umum Negara untuk akhirnya menjadi Bank Bumi Daya pada tahun 1968 dan pada Juli 1999, Bank Exim, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri.
Sementara di Belanda sendiri, Nationale Bank masih tetap eksis dengan nama ABN AMRO setelah bergabung dengan AMRO Bank pada 1967.



-Lindeteves Stokvis Medan-
 
1997 - PT Mega Eltra

2021 - Centrium Business Centre
Gedung Lindeteves Stokvis Medan berdiri pada 1921 sebagai perpanjangan Lindeteves Stokvis di Amsterdam dan bekas pertapakannya saat ini menjadi Centrium Business Centre di Jl.Brigjend Katamso, Medan 20159.

Lindeteves Stokvis menjadi keagenan berbagai alat berat dan bahan pembantu produksi industri semisal produk peralatan steam engine Stork maupun mesin produksi diesel buatan Pabrik Brat.
Lindeteves Stokvis adalah satu dari lima perusahaan dagang terbesar yang ada di Hindia Belanda dan dikenal dengan “The Big Five” ; Lindeteves Stokvis, Internatio, Jacobson van den Berg, Boorsumij, dan Geowehry.
Dalam perjalananannya Lindeteves Stokvis ikut larut dalam perputaran waktu politik dan berubah-ubah nama setelah terkena nasionalisasi pada 1957, dimulai dengan nama P.T. (Negara) Indonesian Estate and Industrial Supply Corporation (INDESTINS CORP) pada 1959 ; dan pada 1960 menjadi P.N. Tulus Bhakti dimana didalamnya termasuk penggabungan PT Yudha Elektro eks Jacobson Van Den Berg, yang mana sehingga saat ini bernama PT Mega Eltra (mulai 1977).
Gedung Lindeteves Stokvis Medan berfungsi sebagai kantor PT Mega Eltra sampai dengan demolish pada 2002.
-----------