Dunia
aviasi adalah dunia glamour ; citra keindahan, kecantikan, kemegahan seperti
ditampilkan iklan penerbangan memperkuat kesan hal tersebut. Selain daripada
itu, dunia aviasi, juga sangat menantang karena teknologi yang diterapkan
padanya adalah merupakan puncak kumpulan ilmu terapan. Berkaitan dengan dunia
penerbangan, maka patutlah diketahui bahwasanya Medan menjadi tempat pertama
pendaratan pesawat komersial dari maskapai penerbangan KLM di Hindia Belanda
pada 1924, selain dari letak geografis maka keterkaitan NV Deli Maatschappij
sebagai salah satu sponsor juga menjadi bahan pertimbangan utamanya. |
Hoofd
Kantoor Deli Maatschappij Medan 1910
|
|
Hoofd
Kantoor Deli Maatschappij Medan 2021 |
Peristiwa pendaratan pertama di Hindia Belanda
ini bermula dari rencana kedatangan penjelajah penerbangan berasal dari Belanda
bernama Abraham Nicolaas Jan Thomassen alias Thuessink van der Hoop (Arnhem, 9
maart 1893 – Den Haag, 2 februari 1969) yang lebih dikenal dengan nama Jan van
der Hoop, seorang pionir pilot Belanda saat sedang berusaha memecahkan rekor
penerbangan dari Amsterdam ke Batavia. Rute udara Amsterdam ke Batavia ini
menggunakan pesawat Fokker F VII (registrasi H-NACC) yang berhenti di 21 kota
termasuk Medan dengan total waktu terbang 127 jam atau 6 hari perjalanan ;
sebagai perbandingan, perjalanan kapal laut dari Batavia ke Amsterdam memakan
waktu 30 hari melalui kapal laut. (catt; saat ini penerbangan langsung Jakarta –
Amsterdam memakan waktu 14 jam). |
Deli Pardenranbaan ; lapangan pacuan kuda
Medan, saat ini Pusat Pasar. |
|
Van Der Hop dan rombongan disambur Walikota Medan Daniël Baron Mackay dengan adat Melayu yaitu 'Tepung Tawar'
|
NV Deli Maatschappij yang turut mensponsori
perjalanan tersebut mempersiapkan sebuah landasan diareal kebun Polonia, tetapi
karena waktunya sudah sangat mendesak, akhirnya pesawat Fokker F VII yang
diawaki Van der Hoop bersama VN. Poelman dan Van der Broeke mendarat di lapangan
pacuan kuda milik Deli Paardenrenbaan. Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut
pada Residen Sumatera Timur membangun sebuah tugu peringatan tepat diantara
tribun penonton yang terletak di Wihelmina Straat atau Jl. Sutomo saat ini.
|
Deli Paardenrenbaan ; saat ini
menjadi lokasi Pusat Pasar Medan |
Keberhasilan penerbangan tersebut, memicu semangat para para kapitalis
perkebunan sumatera timur untuk berinvestasi di dunia penerbangan. JT Cremer
sebagai Komisaris Utama Deli Maatschappij melihat penerbangan sebagai peluang
bisnis baru. Planters fenomenal ini, selain menjadi komisaris utama juga
menjabat menteri Negara jajahan di Kabinet pemerintahan, sehingga memudahkannya
untuk melakukan lobby yang menguntungkan perusahaan. Melalui berbagai usaha,
akhirnya pada 16 Juli 1928 KNILM (Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart
Maatschappij) atau Perusahaan Penerbangan Kerajaan Hindia Belanda resmi berdiri. |
Investor KNILM yang didominasi perusahaan perkebunan (50,25%)
|
Asisten Residen Sumatera Timur CS Van Kempen Sebagai kelanjutan daripadanya dan
untuk hal tersebut maka Asisten Residen Sumatera Timur CS Van Kempen mendesak
pemerintah Hindia Belanda di Batavia, agar mempercepat dropping dana untuk
menyelesaikan pembangunan lapangan terbang Polonia, dan sesuai dengan harapan
akhirnya pada tahun 1928 itu Polonia siap dioperasikan. |
Asisten Residen Sumatera Timur CS Van Kempen |
|
Polonia Airport 1928
|
|
Sultan
Langkat selesai Joy Flight |
|
Sultan Deli dan Kerabat selesai Joy Flight |
Pembukaan secara resmi
ditandai ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM pada
landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Acara peresmian ini
diselenggarakan dengan meriah disertai dengan joyflight bersama para Sultan
beserta kerabat serta pejabat kolonial di Sumatera Timur. Mulai
tahun 1930, KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala dan. Pada
tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan
yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 600 meter.
Airbus A 320 Air
Asia QZ 7803 dengan pilot Capt Sugio Pranoto menjadi pesawat terakhir yang
mendarat di Polonia Rabu 24 Juli 2013 jam 23.51 WIB Pada tahun 1975, berdasarkan
keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan
Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan
bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil. Dan mulai 1985
berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara
Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari
1994 menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero).
Ke Medan lawe, raun kita biar
gakpala apakali ...