Tuesday, September 23, 2008

ELAEIS GUINEENSIS JACQ M

TANAMAMAN KELAPA SAWIT

I. TAKSONOMI (KLASIFIKASI)

Secara sistematis taksonomi untuk tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :

Divisio/Sub Phylum : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class Divisio : Monocotyledoneae
Ordo : -
Family : Palmae
Genus : Elaeis
Species : Elaeis Guineensis Jacq M

Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama botanis Amerika Jacquin.

Spesies yang dikenal dari genus Elaeis adalah Elaeis Guineensis, Elaeis Odora, Elaeis Oleifera (Elaeis Melanococca).

Nama kelapa sawit yang dikenal di Indonesia sebagai nama lokal untuk Elaeis guineensis Jacq adalah kelapa bali. Jenis Elaeis melanococca dapat dikawinkan dengan Elaeis guineensis menghasilkan hibrida yang sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut.

II. VARIETAS

1. Varietasnya cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai kelas. Misalnya dibedakan atas tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain.
2. Dari warna buah maka dari species Elaeis guineenesis Jacq. Dikenal varietas:

a). Nigrescens yaitu buahnya berwarna violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang.
b). Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange).
c). Albescens yaitu buah muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena sedikit mengandung karotein.
d). Baik Nigrescens maupun Virescens Ada buahnya yang memiliki carpel tambahan (bersayap = mantled) atau dikenal sebagai Diwakka-wakka. Varietas lainnya ada yang disebut sebagai Elaeis idolatrica yaitu daunnya menyatu atau anak daunnya tidak memisah.

2. Varietas yang dipakai pada tanaman komersil adalah nigrescens sedang varietas lainnya hanya dipakai pada program pemuliaan tanaman atau sebagai koleksi. Baik dalam produksi maupun kualitas maka varietas nigrescens adalah masih lebih baik dari lainnya.
3. Berdasarkan tebal tipisnya cangkang sebagai faktor homozigote tunggal yaitu Dura yang bercangkang tebal jika dikawinkan dengan Pisifera yang bercangkang tipis jika keduanya dikawinkan akan menghasilkan varietas baru yaitu Tenera yang memiliki ketebalan cangkang diantara keduanya.
4. Skema perkawinan adalah:

Dura x Dura = 100% Dura
Dura x Pisifera = 100% Tenera
Dura x Tenera = 50% Dura + 50% Tenera
Tenera x Pisifera = 50% Tenera + 50% Pisifera
Tenera x Tenera = 25% Dura + 50% Tenera + 25% Pisifera


5. Spesies lainnya yang sudah mulai dimanfaatkan adalah spesies yang berasal dari Amerika Selatan bernama Elaeis melanococca Geart atau Elaeis oleifera (H.B.K.) Cortes atau dikenal sebagai Caluaue yang banyak terdapat di Brasil, Suriname, Columbia dan lain-lain. Spesies ini digunakan dalam pemuliaan tanaman karena dapat dikawinkan dengan Elaeis guineensis yang akan menghasilkan hibridanya yang memiliki beberapa sifat unik seperti:

a). Pertumbuhan meninggi lambat hanya 20 cm/tahun, dibandingkan dengan Elaeis guineensis 45 cm.
b). Memiliki canopy yang relatip lebih kecil, sehingga dapat ditanam lebih banyak per Ha.
c). Memiliki sex ratio tinggi dan sedikit sekali tandan bunga jantan.
d). Memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi.
e). Tingkat aborsi pembungaan sangat tinggi sehingga banyak terjadi kegagalan tandan matang, menyebabkan produksi tandan rendah demikian pula rendemennya.
f). Buah pada satu tandan tidak serentak matang.
g). Bentuk batangnya dan susunan anak daun juga berbeda.
h). Ketahanan terhadap keadaan tergenang lebih baik sehingga pada daerah sering banjir mungkin akan berguna.
i). Disamping itu karena pertumbuhan tinggi lambat, maka umur ekonomisnya akan lebih lama.
j). Secara komersil masih belum menguntungkan namun upaya pemuliaan masih terus berlanjut.
k). Pada tanaman komersil yang ditanam adalah varietas Tenera karena menghasilkan minyak yang lebih tinggi.

6. Varietas Tenera ini masih dibedakan atas beberapa tipe yang umumnya diberi nama dari asal pokok bapaknya atau Pisifera yang digunakan dan adapula yang menamakannya dari mana didatangkan. Ada yang dinamai Lame, Yangambi, Kamerun, S. Pancur, Bah Jambi, Marihat, Serdang dan lain-lain.

7. Dari varietas Dura dikenal Deli Dura yang dikembangkan dari Dura yang berasal dari Deli yaitu dareah disekitar Medan atau masa dahulu disebut sebagai kerajaan Deli. Deli Dura ini berasal Kebun Raya Bogor yang dimasukkan dari Afrika pada tahun 1848. Deli Dura ini telah mengalami seleksi yang baik sekali dan semua pokok induk yang dipakai untuk memperoleh Tenera menggunakannya.

8. Karakteristis Elaeis g.Guineensis Jacq koleksi yang ada digunakan dalam pemuliaan :

9. Elaeis g.Guineensis Jacq.

Tipe Deli Produksi, Kualitas, Adaptasi Dan Daya Gabung Cukup Baik, Tetapi Ragam Genetik Terbatas Dan Agak Peka Terhadap Hama Penyakit.
Tipe Yangambi Produksi, Kualitas Dan Ketahanan Cukup Baik, Tetapi Pertumbuhannya Sangat Jagur.
Tipe La-Me Lebih Tahan Terhadapangin Kencang Dan Penyakit , Pertumbuhan Agak Lambat, Produksi Dan Kualitas Kurang Baik, Keragaman Genetik Lebih Besar
Tipe Nifor Ragam Genetik Besar, Kualitas Baik Tetapi Produksi Kurang.
Tipe Angola Kualitas Baik, Ragam Genetik Besar Tetapi Produksi Kurang.
Tipe Cameroon Produksi, Pertumbuhan Dan Ragam Genetik Baik Tetapi Kualitas Tandan Kurang Baik.
Tipe Sabiti Serupa Tipe Yangambi.
Tipe Yacobouet Serupa Tipe Yangambi.

10. Elaeis Oleifera.

Tipe Suriname Pertumbuhan sangat lambat, produksi dan kualitas tandan kurang baik, mutu minyak baik. Hybridasi dengan Deli menunjukkan kombinasi yanng baik.
Tipe Brazil Pertumbuhan sangat cepat, aborsi tinggi, parthenocarpi banyak, mutu minyak baik dan lebih tahan terhadap penyakit.
Tipe Columbia Pertumbuhan sedang, kualitas tandan lebih baik, ketahanan terhadap penyakit hama/penyakit baik, mutu minyak baik. Hybridasi dengan tipe lain sedang diamati.

II. AKAR (RADIX).

1. Kelapa sawit termasuk kelas Divisio Monocotyledoniae, maka sistem perakarannya adalah sistem perakaran serabut.
2. Akar-akar tumbuh pada pangkal batang. Akar yang langsung keluar dari pangkal batang disebut akar pertama (primer) dan dari akar ini akan keluar cabang yang disebut akar sekunder. Dari akar sekunder keluar akar cabang lagi yang disebut akar tertier dan dari akar tertier keluar akar kuarter.
3. Akar primer tumbuh kebawah atau kesamping berfungsi utama sebagai penahan tanaman. Akar ini kurang berfungsi dalam penyerapan air. Diameter 5 - 10 mm dapat mencapai panjang 20 m, pada kedalaman sampai 1 m.
4. Akar sekunder berdiameter 1 - 4 mm yang menyebar sampai kepermukaan tanah menghasilkan akar tertier dan kuarter.
5. Akar tertier mencapai 2 cm dan diameter 0,2 - 0,5 mm. Akar ini sangat aktip menghisap hara tanaman dan air.
6. Akar yang terbanyak dijumpai sekitar kedalaman 1,5 - 2 m dari batang. Akar primer mempunyai suatu lapisan keras dibawah lapisan lainnya.

III. BATANG (CAULIS)

1. Batang kelapa sawit berbentuk bulat panjang dan pada umumnya pangkal batang agak membesar yang disebut “bowl”. Bowl ini dapat mencapai 1 - 3 kali diameter batang.
2. Bentuk batang belum terlihat sampai berumur 3 tahun atau lebih.
3. Perkembangan batang tergantung kepada sifat genetis dan lingkungan. Pada keadaan normal, terutama dengan material yang seragam, pertumbuhan tinggi tanaman sekitar 25 - 50 cm/tahun, pada daerah yang terlindung pertumbuhan batang dan daun rendah.
4. Diameter batang berkisar 20 - 75 cm dan pada umumnya sekitar 25 - 50 cm pada tipe Dumpy.
5. Tinggi tanaman dapat mencapai 30 m tetapi rata-rata berkisar 15 - 18 m.


IV. DAUN ( FOLIUM)

1. Daun tanaman kelapa sawit terdiri dari susunan pelepah daun dan anak daun. Daun pertama yang keluar belum membuka berbentuk lancet atau tombak, lama kelamaam terbelah dan semuanya terpisah.
2. Pelepah daun tersusun dalam bentuk spiral yang berjajar membentuk sudut 138 derjat menghasilkan 2 spiral yang terdiri dari 8 pelepah daun tiap satu arah.
3. Jumlah pelepah daun tergantung pada stadia pertumbuhan tanaman. Pada bibit umur 1 bulan, daun pertama dimulai berkembang dan fotosintesa mulai aktip.
4. Pertumbuhan bibit kemudian meningkat dengan perbesaran dari penambahan bentuk daun dari kuncup berbentuk tombak menjadi lebar. pada umur 5 - 6 bulan pembentukan daun telah sempurna dimana telah terbentuk anak daun sejalan dengan lepasnya biji. Jumlah pelepah daun selama dipembibitan sekitar 4 pelepah setiap 3 bulan dan mencapai 18 - 20 pelepah pada umur 12 bulan.
5. Produksi pelepah pada tanaman muda sekitar 3 pelepah tiap bulan dan jumlah pelepah pada stadia ini berkisar 40 - 50 pelepah. Pada umur 5 - 6 tahun jumlah pelepah 30 - 40 dan kemudian menurun menjadi 18 - 25 pelepah dengan pembentukan pelepah sekitar2 buah/ bulan.
6. Panjang pelepah dapat mencapai 9 m dengan jumlah anak daun sekitar 250 - 300. Panjang anak daun sekitar 1 - 1,2 m dengan jumlah stomata berkisar 145 /mm 2.
7. Pada keadaan tertentu seperti kekeringan atau terserang penyakit, terjadi akumulasi pupus, stomata daun tombak tidak berkembang menjadi daun sempurna.

V. BUNGA ( FLOS )

1. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoeciou” dimana bunga jantan dan bunga betina keduanya sama-sama terdapat dalam satu pokok, tetapi pembentukannya mengikuti siklus terpisah.
2. Munculnya bunga jantan dan betina pada satu pohon bergantian dengan demikian kemungkinan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination) sangat kecil.
3. Bunga tersusun berbentuk karangan bunga yang disebut tandan bunga. Tandan bunga keluar dari ketiak pelepah daun, biasanya setiap pelepah daun terdapat kuncup tandan.
4. Kuncup tandan tersebut sebagian mati muda atau gugur sehingga beberapa ketiak pelepah daun pada pertumbuhan lebih lanjut seolah-olah tidak mempunyai kuncup bunga.
5. Dari setiap ketiak pelepah potensi kemungkinan pembentukan masing-masing bunga jantan dan bunga betina adalah sama.
6. Pembentukan atau sex differensiasi sampai anthesis berlangsung selama 17 - 25 bulan dan sejak anthesis sampai tandan matang panen 5 - 6 bulan.
7. Bunga yang keluar dari ketiak pelepah daun mula-mula dibungkus oleh seludang yang berwarna hijau sampai kekuning-kuningan, seludang akan pecah bila bunga mulai anthesis.
8. Munculnya tandan bunga mengikuti pola pertumbuhan pelepah daun yaitu sekitar 18 - 26 buah/tahun yang sebagian besar muncul pada akhir musim penghujan. Siklus pembungaan,munculnya tiap jenis bunga bergantian untuk waktu tertentu. Panjang siklus tiap jenis bunga dapat terjadi 4 - 5 bulan atau lebih. Keadaan demikian menyebabkan adanya panen rendah dan tinggi dalam periode tertentu.
9. Tandan bunga berbentuk spadik, mempunyai rachis dengan diameter 5 - 10 cm, cabang sekundernya disebut spikelet atau bulir. Bulir bunga tersusun melingkar disekitar sumbu utama mengikuti pola duduk daun.
10. Satu tandan bunga betina terdiri dari 100 - 200 spikelet yang tiap spikelet mempunyai 15 - 20 anak bunga. Dengan demikian pada tandan yang sudah masak biasanya dijumpai 1.500 - 2.000 brondolan tergantung besar tandan dan sempurnanya proses penyerbukan. Produksi tandan bunga betina pada tanaman muda berkisar 15 - 21, sedangkan pada tanaman tua 9 - 15 tandan/tahun.
11. Satu tandan bunga jantan terdapat 110 - 280 spikelet sepanjang 10 - 20 cm, tiap spikelet mengandung 40 - 60 gr tepung sari.
12. Produksi bunga jantan pada tanaman muda rata-rata 4 - 6/tahun, sedangkan pada tanaman tua sekitar 7 - 10 bunga. Selama bunga tersebut pada tanaman kelapa sawit dikenal bentuk bunga banci (hermaprodit) dan munculnya bunga ini sedikit yaitu 0,1 - 0,3 bunga/ pohon /tahun.
13. Tanaman kelapa sawit biasanya sudah mulai berbunga pada umur 1 - 1,5 tahun dilapangan. Tandan bunga betina yang terbentuk pada periode ini belum memenuhi syarat untuk diolah sehingga harus dibuang. Pembuangan bunga terutama bunga betina pada tanaman berumur kurang dari 3 tahun disebut kastrasi.
14. Proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit dapat terjadi dengan bantuan angin maupun serangga. Proses penyerbukan tersebut ternyata masih dapat ditingkatkan dengan bantuan tenaga manusia namun memerlukan tenaga dan biaya yang cukup tinggi. Dari hasil pengamatan dan penelitian telah dijumpai jenis serangga yang cukup berperan dan efektif mengadakan penyerbukan pada tanaman kelapa sawit yaitu Elaeidobius kamerunicus Fst. Serangga ini mulai dilepas secara resmi oleh Pemerintah RI pada bulan Maret 1983 oleh Menteri Muda UPPTK di Pusat Penelitian Marihat. Dengan dilepasnya Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS) Elaeidobius kamerunicus Fst tersebut, maka pekerjaan penyerbukan bantuan (Assisted pollination) yang selama ini dilakukan secara manual praktis dihentikan kegiatannya.

VI. BUAH (FRUCTUS).

Buah pada tanaman kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian seperti:

1. Daging buah, mengandung minyak dan serat yang kulit luarnya mempunyai warna berbeda-beda.
2. Cangkang, berwarna hitam dan keras membungkus inti disebut tempurung.
3. Inti, berwarna putih dan mengandung minyak.
4. Lembaga, berwarna putih berukuran 3 mm terletak didalam inti dekat lubang cangkang.
5. Berdasarkan warna buahnya (brondolan) yang terlekat terdapat dua jenis kelapa sawit yaitu: Nigrescen, Virescen, dan Albescens.

6. Berdasarkan tebal tipisnya cangkang :

Dura, tebal cangkang 2 - 8 mm, daging buah 55 - 66%, berserabut serat  13% dari daging buah.
Tenera, tebal cangkang 0,5 - 4 mm, berserabut yang lebih banyak dari Dura, daging buah 65-96%.
Pisifera, tidak memiliki cangkang atau sangat tipis kurang dari 0,5 mm.

7. Buah pada tanaman kelapa sawit yang dipanen merupakan tandan yang berasal dari perkembangan tandan bunga betina, komponen yang dijumpai adalah:

Persen pada tandan :

Daging buah 45,3 % mengandung minyak 25,4 %
Spikelet 34 %
Stalk 9,0 %
Inti 4,5 % mengandung minyak 3 %
Cangkang 6,8 %

Persen pada brondolan :

Daging buah 80 % mengandung minyak 56 %
Inti 8% mengandung minyak 50 %
50 % Cangkang

Besar dari jumlah tandan berbeda-beda tergantung kepada umur tanaman dan potensi lahan yang secara langsung mempengaruhi perolehan produksi per satuan luas tanah.

VII. BIJI (SEMEN)

1. Biji terdiri atas beberapa bagian penting. Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering disebut sebagai noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman.
2. Biji terdiri atas cangkang, embrio dan inti atau endosperm. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak tajam berwarna putih.
3. Pada proses perkecambahan embrio ini diperiksa di laboratorium sebelum perlakuan pemanasan untuk melihat persentase yang normal. Jika angkanya tinggi pemeriksaan diulangi dan jika didapat angka yang sama maka biji-biji tersebut akan digunakan untuk bibit. Dari tiap tandan diambil 50 biji contoh. Embrio abnormal jika dikecambahkan tidak akan tumbuh atau akan menghasilkan tanaman yang abnormal pula.
4. Ciri-ciri yang abnormal adalah :

- Lebih kecil dari normal
- Tidak berada atas kedua bagiannya
- Berbentuk pola, piramid dan lain-lain
- Inti tanpa embrio

5. Terdapat juga biji tanpa inti dan biji putih (white shell). Cangkangnya berwarna putih, lembut, poreus, tipis sangat mudah menghisap air tetapi juga sangat cepat kering dan mudah dimasuki mikroorganisme. Biji ini tidak baik untuk bibit karena pengaruh genetis dan lingkungan.
6. Persentase embrio abnormal dapat meningkat karena membusuknya embrio sebab terlalu lama disimpan atau tempat penyimpanan biji kurang baik.
7. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio. Pada perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lobang cangkang (germspore). Bagian pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul plumula (batang).