Tuesday, November 6, 2012

JEJAK VRIJMETSELRIJ, FREEMASON DI PERKEBUNAN

Belakangan ini masalah Freemason kembali menghangat diperbincangkan di media masa baik yang resmi maupun di jejaring social dan beragam analisa maupun pandangan dilakukan terhadap freemason ini.  

Sejarah freemason sendiri merupakan sejarah yang panjang, dan yang umum disajikan adalah bermula pada masa Ordo Knight of Templar yaitu saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II pada  tahun 1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II membakar emosi massa dengan cara mengatakan umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang. Ia juga membakar kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum Muslim telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus.

Tahun 1717, para kesatria kuil melakukan kemunculan mereka lagi di Eropa. Mereka telah berkembang dalam jumlah dan kekuatan, dan mereka telah siap menggunakan identitas baru, bebas dari reputasi masa lalu mereka dan diberikan kredibilitas oleh para raja dan bangsawan Inggris. Dan nama yang mereka pilih, adalah nama yang banyak diketahui oleh orang, tapi hanya dimengerti oleh sedikit orang dengan nama "The Freemason"

Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason. Apa misi Freemason ? Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, karya Dr Th Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang David ini: ”Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, di mana pun dia berada dan bekerja,untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”

Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular. Semboyannya: Liberty, Egality, Fraternity.

Sejak awal abad ke-18, Freemasonry telah merambah ke berbagai dunia. Di AS, misalnya, sejak didirikan pada 1733, Freemason segera menyebar luas ke negara itu, sehingga orang-orang seperti George Washington, Thomas Jefferson, John Hancock, Benjamin Franklin menjadi anggotanya.

The signing of the declaration of independece 1776
Ketika mereka yang disebut pendiri Amerika mendarat di Plymouth Rock, mereka juga membawa unsur-unsur Masonik Eropa. Mereka lari dari daratan Eropa karena ketidak adilan yang mereka terima disana. Dan mereka menemukannya lagi di daratan baru ini dalam bentuk rezim kejam penjajahan Inggris. Untuk mendapatkan kekuasaan penuh negara baru, para Mason menggunakan ide yang sama dalam revolusi Perancis. Walaupun kerajaan Inggris telah sepenuhnya dikendalikan oleh para Masonik, tetapi perang kemerdekaan Amerika adalah hal yang perlu dilakukan oleh para Mason. Sekali lagi, emosi rakyat dimanipulasi menjadi kemarahan, dan kemarahan berubah menjadi perang. Kali ini, bagaimanapun juga, kesalahan terdahulu tidak akan terulang lagi. Kekalahan para Mason menghadapi Napoleon di Eropa memberikan pelajaran bagi mereka, siapapun pemimpin perlawanan yang akan datang, haruslah sejalan dengan agenda Masonik. Dan cara yang paling tepat untuk mencapai maksud tersebut adalah dengan memastikan pemimpin itu sendiri seorang Mason. Dan pemimpin yang memerangi Inggris tak lain adalah George Washington. Pada 4 Juli 1776, Deklarasi Kemerdekaan Amerika telah dibuat. Dan pada tanggal 17 Oktober 1781, Inggris akhirnya kalah dan menyerahkan jajahannya itu kepada Amerika, dan "negara Masonik pertama" lahir..!! Negara yang akan menggunakan Masonry di setiap caranya. Tanda-tanda kehadiran Freemason di Amerika secara jelas dapat dilihat dari uang dolar yang bergambarkan George Washington, presiden Freemason pertama, dan gambar simbol Freemason yang disebut "mata satu yang melihat semua".
 


Di Indonesia

Banyak literatur yang memadai untuk rujukan gerakan salah satu kelompok Yahudi di wilayah jajahan yang dulu bernama Hindia Belanda ini, di antaranya buku berjudul Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764- 1962 (Freemason dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962) ditulis oleh Dr Th Stevens, seorang peneliti yang juga anggota Freemason. Berbeda dengan buku-buku tentang Freemason di Hindia Belanda sebelumnya, buku karangan Dr Th Stevens ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2004.
 
Selain karya Stevens dan H Maarschalk yang diterbitkan di negeri Belanda, buku-buku lainnya seperti tersebut di atas, diterbitkan di Semarang dan Surabaya, dua wilayah yang pada masa lalu menjadi basis gerakan Freemason di Hindia Belanda, selain Batavia. Keberadaan jaringan Freemason di Indonesia seperti ditulis dalam buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917 adalah 150 tahun atau 199 tahun, dihitung sejak masuknya pertama kali jaringan Freemason di Batavia pada tahun 1762 sampai dibubarkan pemerintah Soekarno pada tahun 1961.
 
Selama kurun tersebut Freemason telah memberikan pengaruh yang kuat di negeri ini. Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917 misalnya, memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan aktivitas loge-loge yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman yang ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason ini adalah bukti tak terbantahkan tentang keberadaan jaringan mereka di seluruh Nusantara.

Keterlibatan elite-elite pribumi, di antaranya para tokoh Boedi Oetomo dan elite keraton di Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta, terekam dalam buku kenang-kenangan ini. Radjiman Wediodiningrat, orang yang pernah menjabat sebagai pimpinan Boedi Oetomo, adalah satu-satunya tokoh pribumi yang artikelnya dimuat dalam buku kenang-kenangan yang menjadi pegangan anggota Freemason di seluruh Hindia Belanda ini.

Kedekatan Boedi Oetomo pada masa-masa awal dengan gerakan Freemason bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Adalah Dirk van Hinloopen Labberton, pada 16 Januari 1909 mengadakan pidato umum (openbare) di Loge de Sterinhet Oosten (Loji Bin - tang Timur) Batavia. Dalam pertemuan di loge tersebut, Labberton memberikan ceramah berjudul, ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo).

Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason. 
Apa misi Freemason ? Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, karya Dr Th Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang David ini: ”Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, di mana pun dia berada dan bekerja,untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”

Jadi, misi Freemason adalah “menghapus pemisah antarmanusia ! ”. Salah satu yang dianggap sebagai pemisah antar manusia adalah "agama". Maka, jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: ”semua agama adalah sama”. Atau, ”semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju Tuhan yang satu.” Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular.

Di Perkebunan.

Vrijmetselaarsloge Deli aan de Serdangweg te Medan Circa 1918
Banyak bukti-bukti menyangkut kehadiran freemason di perkebunan. Hal tersebut dapat diterima secara secara logis mengingat pada zaman pra kemerdekaan, para petinggi perkebunan umumnya berasal dari Eropa.

Dr TH Stevens, Tarekat Mason Bebas  dan masyarakat  di hindia belanda dan Indonesia 1764-1962, Hal 250.

Pada tabel disebelah kiri dapat dilihat prosentase tertinggi adalah pada profesi perkebunan yaitu sebesar 13,8 %.

Khusus untuk di kota Medan, Loge “Deli”(rumah pertemuan dan tempat para Vrijmetselaar melaksanakan ritualnya) diresmikan pada 20 Oktober 1888.

Perekrutan anggotanya dilakukan secara inkonvensional yaitu dengan membuka iklan di “Deli Courant”. Pada awalnya gedung yang digunakan menyewa kepada Lim Tek Swie dan pada tahun 1892  Loge berdiri sendiri sendiri dijalan Serdang Weg (saat ini Jl. Muhammad Yamin) tepat disebelah Kantor Deli Spoorweg Maatschappij.

Lokasi yang tepat bersebelahan dengan kantor pusat DSM sendiri sangat menarik perhatian, karena area tersebut adalah merupakan bagian dari konsesi Deli Maatchappij, sehingga Loge “Deli” dikelilingi Kantor Pusat “Deli Maatschappij”, “Deli Spoorweg Maatschappij” dan kantor “Post Telephone Telegraph” yang notabene dimiliki oleh Deli Maatschappij.
Vrijmastelrij Loge "Deli" Medan 1918
 Loge Vrijmetselarij/Freemason ditutup pada tahun 1961 melalui  Lembaran Negara nomor 18/1961 yang dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962.
Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Keppres nomor 264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000 ; tetapi sampai dengan saat ini Loge “Deli” yang setelah ditutup pernah digunakan sebagai laboratorium fakultas kedokteran USU dan saat ini sebagai kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan di Jalan HM Yamin No 40 Medan belum kembali beraktifitas sebagai Loge.

Selain dari buku Dr TH Stevens, "Tarekat Mason Bebas  Dan Masyarakat  Di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962" sangat sedikit sumber yang diperdapat untuk mendapatkan informasi tentang aktifitas Vrijmetselaars di Medan ini.



Keterangan : email  dari cucu seorang ex deli planters dari kebun Sei Krio yang menjadi anggota Loge Deli, email tersebut dapat menjadi salah satu bukti eksistensi Vrijmetselaars di perkebunan pada masanya.


Keterangan : Foto latar, pintu depan dan samping kanan dari ex "Loge Deli" Medan.